Studi Kasus
Mirafi® PP - Konstruksi Pemecah Gelombang
Indonesia, Sumatra, Bengkulu
Data Proyek
Proyek | Perkuatan Pemecah Gelombang & Filtrasi |
Lokasi | Bengkulu, Sumatra, Indonesia |
Pemilik | N/A |
Produk Dipakai | Mirafi® PP200-40 |
Tinjauan umum
Selesai pada Maret 1985, pelabuhan baru Bengkulu, terletak di Pulau Baai pada sisi pantai barat Sumatera, Indonesia merupakan gerbang penting untuk pembangunan ekonomi daerah Bengkulu.
Kunci disain pelabuhan ini adalah dua bebatuan pemecah gelombang dengan panjang 390 meter dan 420 meter, dan mengandung 500,000 m² batu dengan berat sampai 7 ton. Bagian kepala (head) pemecah gelombang sebelah tenggara dibangun dengan blok dengan berat sampai 10 ton.
solusi Disain
Tantangan secara teknis pada proyek ini sangat banyak. Dasar sungai terdiri dari lempung marine lunak, menyulitkan pencurahan batu. Gerusan pada kaki pemecah gelombang akibat tekanan gelombang juga menjadi bahan perhatian. Walaupun masalah ini dapat diselesaikan menggunakan batu dan batu armor serta teknik konvensional, diputuskan untuk menyelesaikan masalah dengan
memasang geotekstil perkuatan dengan kuat tarik tinggi di bawah struktur. Geotekstil juga diperlukan sebagai filtrasi, dan mencegah pengaruh gerusan lempung marine halus sepanjang bagian bawah bern.
Untuk kineria fungsi ini maka geotekstil harus mampu menahan energi jatuhan dari batu dan batu armor yang dihamparkan tanpa tertusuk, sebaik kemampuan fillrasi partikel lumpur halus.
Geotekstil Mirafi® PP200-40, dengan anyaman khusus pada bagian ujung kain (fabric) untuk memfasilitasi penghamparan menggunakan bambu telah dirancang untuk proyek ini.
kontruksi
Untuk memfasilitasi proses pemasangan maka geotekstil woven Mirafi® PP dijahit menjadi lembaran yang sangat lebar. Geotekstil
diikatkan pada batang bambu menggunakan tali yang dianyamkan ke dalam fabric pada jarak tertentu untuk membentuk matras
geotekstil yang kemudian diapungkan ke lokasi menggunakan kapal.
Lembaran geotekstil diturunkan melalui pemberat menggunakan lapisan batu. Keuntungan metode penghamparan ini adalah
lembaran masih stabil selama pemberatan dan hanya memerlukan lapisan batu yang lebih tipis untuk dapat menenggelamkan matras. Struktur jaring bambu menahan luncuran lapisan batu pada saat matras secara perlahan tenggelam menuju posisinya.
Proyek aplikasi geotekstil menggunakan teknik ini adalah yang pertama di lndonesia. Peletakan batu pertama dilakukan pada September 1983 dan kedua pemecah gelombang selesai Desember 1984. Secara total sebanyak 1 10,000 m² Mirafi® PP200-40 dipasang.
Saat ini pemecah gelombang masih ada, sesuai dengan konstruksi, dan menjadi bagian yang menyatu dengan pelabuhan Bengkulu dan membuktikan bahwa geotekstil Mirafi® bekerja dengan baik pada aplikasi kelautan.